Popular Posts
-
Oleh Catherine Winters, Staf MyHealthNewsDaily Catherine Winters | LiveScience.com Menurut sebuah penelitian terbaru, mengon...
-
Berkurangnya ruang terbuka hijau menyebabkan berkurangnya permukaan yang dapat meresapkan air ke dalam tanah di kawasan pemukiman. Peni...
-
PADA pasar lapangan kerja yang kompetitif ini, lulusan perguruan tinggi menghadapi masa depan yang tidak jelas. Belum lagi kenyataan bahw...
Labels
Ala Infu5
Arsyad Indradi
Artis
Biografi
CERPEN
Cerpen Indonesia
Chairil Anwar
Ibu Hamil
Ibu dan Anak
Ideologi Pancasila
Info
Kahlil Gibran
Kata Mutiara
Kebudayaan
Keterampilan Belajar
Kisah Nyata
Masakan Korea
My Award
PUISI
PUISI MY FRIEND
Rahasia Pria
Rahasia Wanita
Remaja dan Cinta
Seni
T. Sandi Situmorang
TIPS
TIPS USAHA
Tips Anak
Tutorial Blog
UNIK
UNLAM
Ungkapan Hati
Wisata Indonesia
about me
bubur
catatan kehidupan
cemilan
gigi
kesehatan
model pembelajaran
ngga penting
orang dewasa
pariwisata
pendidikan
puding
puisi Q
resep ice krim
resep kue
resep masakan
resep masakan barat
resep masakan indonesia
resep minuman
rumah tangga
sex
sexs
steak
Minggu, 01 Mei 2011
Tangis Sekuntum Bunga By. Arsyad Indradi
Akulah paling bahagia punya rupa yang elok dan aroma wangi
Beribu ungkapan dan pelambang puja dan puji tentang diriku
Hidupku di tamantaman di potpot mau pun di jambangan berukiran indah
Aku selalu di vasvas penghias pesta meriah
Akulah pilihan sebagai ganti diri sebuah hati ketika
jejaka mengutarakan cintanya kepada sang kekasih
Dan akulah suntingan rambut si jelita ketika
menuju pelaminan dan pengharum ranjang pengantin
Ah rasanya kehabisan bahasa aku mengutarakannya
Tetapi setelah tahu risalahku
Duhai ternyata akulah paling malang di dunia ini
Menjadikan aku murung dan menangis
Menyadari keadanku ketika layu
Satupersatu tubuhku rontok
Dan berserakan di bumi lalu membusuk
Tak ada lagi yang mau peduli
Ternyata aku lebih buruk dari pada sampah
Wahai maafkan aku, Kekasih
Banjarbaru, 2002
Categories
Arsyad Indradi,
PUISI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar